MAKALAH
TEORI
ORGANISASI UMUM 2
STRUKTUR
DAN DESAIN ORGANISASI
KELAS 2KA33
Fajar Ramadhan
Darwin Christian
Fathu Akmal A
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul STRUKTUR DAN DESAIN
ORGANISASI. Makalah ini diajukan guna memenuhi Tugas Teori Organisasi Umum 2.
Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini memberikan informasi
bagi kita semua terutama mahasiswa-mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
................................................................................................................................4
1.2 Rumusan
Masalah...........................................................................................................................4
1.3
Tujuan
Makalah................................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Struktur dan Desain
Organisasi......................................................................................5
2.2 keputusan manajerial dan tiga
dimensi struktur
organisasi.............................................................5
2.3 Dimensi
Struktur..............................................................................................................................8
2.4 Model Desain
Organisasi...............................................................................................................10
2.5 Perubahan dan Pengembangan
Organisasi..........................................................................11-12
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apakah itu struktur organisasi? Struktur organisasi ialah
susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi. Selain
memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James
D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I.
Bernard
Desain dan struktur organisasi ini adalah sebuah proses yang
meliputi enam elemen :
- Spesialisasi kerja : adanya pembagian kerja yang dibagi
menjadi beberapa bagian.
- Pembagian departemen : Berdasarkan fungsi, produk, letak
geografis, proses, dan jenis costumer
- Ada rantai komando : Sehingga banyaknya karyawan yang
dibawahi harus dibatasi agar efektif dan efisien
- Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi : pengambilan keputusan secara terpusat pada
level atas perusahaan
Desentralisasi : pengambilan keputusan dari level bawah yang
terkait langsung dengan aksi
- Formalisasi : ada standardisasi pada setiap organisasi
sehingga perilaku karyawan mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditentukan
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah pengertian
struktur dan desain organisasi?
2. Apa saja empat
keputusan manajerial dan tiga dimensi struktur organisasi?
3. Apakah dimensi
struktur itu?
4. Apa saja model desain
organisasi?
1.3 Tujuan
Makalah
1. Mengetahui pengertian
struktur dan desain organisasi
2. Mengetahui empat
keputusan manajerial dan tiga dimensi struktur organisasi
4. Memahami dimensi struktur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Struktur dan Desain
Organisasi
Struktur adalah cara sesuatu disusun
atau dibangun organisasi yang merupakan suatu wadah berkumpulnya minimal dua
orang untuk mencapai sebuah tujuan. Struktur Organisasi adalah Suatu
susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan
dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.Struktur
organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompok- kan,
dan dikoordinasikan secara formal.Struktur organisasi ialah susunan pembagian
tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi.
Selain memiliki struktur, organisasi
juga memiliki desain organisasi.
desain organisasi, Ivancevich (2008)
mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif
kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian,
keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah
struktur organisasi.
2.2 Keputusan Manajerial
dan Tiga Dimensi Struktur Organisasi
a.
Keputusan Manajerial
Pengambilan keputusan (decision
making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan kemudian
memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari
maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana suatu
cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya dan meraih
sasaran.
4 keputusan
manajerial sebagai pembentuk struktur organisasi meliputi :
1. Pembagian
kerja, menyangkut kadar dari spesialisasi pekerjaan. Para manager membagi
seluruh tugas organisasi menjadi pekerjaan-pekerjaan khusus yang tersusun dari
aktivitas-aktivitas khusus. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa pembagian
kerja akan mempengaruhi tingkat prestasi organisasi melalui minimisasi
ketergantungan pada individu-individu tertentu atau perpindahan yang percuma
komponen-komponen pekerjaan besar. Disamping itu, pembagian kerja
(spesialisasi) mengandung konsekuensi- konsekuensi pada perilaku para karyawan,
seperti menurunkan keterlibatan dan kepuasan kerja karyawan, menimbulkan
kebosanan karena pekerjaan menjadi monoton, mengakibatkan tingkat keterkaitan
karyawan lebih rendah dan kehilangan motivasi yng mengarah kepada ketidakefisienan.
Contoh : Seorang Account
Representative pada Kantor Pajak yang memiliki pekerjaan khusus seperti
pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan, melaksanakan bimbingan dan
melaksanakan himbauan kepada Wajib Pajak (WP).Pendelegasian Kewenangan. Proses pembagian
kewenangan dari atas ke bawah dalam organisasi.
2. Pendelegasian
kewenangan (delegation of authority) mengacu secara khusus pada kewenangan
pengambilan keputusan, bukan melakukan pekerjaan. Pendelegasian kewenangan
memiliki efek positif pada pengembangan manager professional, dan membawa iklim
persaingan dalam organisasi.
3. Pembagian
Departemen. Cara organisasi dibagi secara structural. Pembagian departemen ini
dapat dikelompokkan menjadi pembagian departemen berdasarkan fungsinya (functional
departementalization), berdasarkan wilayah (geographic departementalization),
berdasarkan produk (product departementalization), berdasarkan pelanggan
(customer departementalization).
Departementasi
yang lebih khusus, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Waktu
dapat dibagi menjadi shift pertama, shift kedua, dan shift ketiga.
2.
Pelayanan (Service) yang mencerminkan kelas pertama, kelas kedua,
dan kelas turis dalam suatu kapal pesiar.
3.
Langganan dapat terdiri dari departemen penjualan industri, pedagang eceran,
pemerintah, militer dan konsumen akhir.
4.
Peralatan dapat diperinci, misal didalam kelompok produksi, menjadi Departemen
pemotongan, perakitan dan pembungkusan.
5.
Urutan angka (alpha-numerical) dapat digunakan dalam pelayanantelephone dimana nomor-nomor 0000-5000 ditempatkan dalam satu Departemen dan
nomor-nomor 5001-9999 dalam Departemen lain.
Semakin besar
dan kompleks suatu organisasi, akan sangat logis bila digunankan tipe
Departementasi organisasi kombinasi berbagai tipe diatas, yang dikenal
segabai desain organisasi campuran (hybird design) atau sering juga
disebutmixed departementation. Sebagai contoh, suatu perusahaan industri
besar mungkin diorganisasi menurut wilayah pada tingkat horizontal pertama, dan
tingkatan-tingkatan selanjutnya diorganisasi atas dasar produk, fungsi,
peralatan dan waktu.
Departementasi fungsional. Pendekatan fungsional untuk mengelompokan
kegiatan-kegiatan organisasi ini mungkin merupakan tie Departementasi yang
paling umum dan luas digunakan dalam merancang struktur organisasi.
Departementasi fungsional dapat dijumpai dalam semua tipe organisasi. Sebagai
contoh, dalam suatu organisasi Manufacturing, fungsi-fungsi vital yang
memungkinkan perusahaan beroperasi dan menjaga kelangsungan hidupnya.
Kebaikan utama
Departementasi fungsional adalah berkaitan denan aspek-aspek positif
spesialisasi . secara teoritis, fungsionalisme akan mengingkatkan efisiensi dan
memungkinkan pemanfaatan karyawan dan peralatan paling ekonomis.
Departementasi produk. Dengan berkembangnya organisasi formal
departemetasi fungsional menjadi semkain sulit dan tidak praktis lagi. Dalam
hal ini, manajemen dapat membentukdivisi-divisi setengah otonom, yang
masing-masing dirancang, memproduksi dan memasarkan sendiri produk-produknya.
Setiap produk atau lini produk dikelola oleh seorang manajer yang bertanggung
jawab kepada direktur organisasi.
Departementasi wilayah. Bila organisasi beroperasi diwilayah-wilayah yang
tersebar, maka Departementasi atas dasar wilayah akan diperlukan. Kegiatan
pemasaran yang beroperasi dibanyak daerah dalam suatu negara sering dibagi
menjadi kelompok-kelompok wilayah dengan manajer pemasaran tersendiri (Area
Manajer) untuk setiap lokasi.
Tipe organisasi
divisional ini mempunyai berbagai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan-kebaikan
antara lain: pengambilan keputusan lebih cepat dan dengan kemungkinan kualitas
lebih baik, koordinasi tugas lebih mudah dilaksanakan, karena ada pemusatan
kegiatan, beban manajemen pusat menjadi lebih ringan, karena ada pendelegasian
wewenang; dan pertanggung jawaban lebih jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahanya
antara lain: kepentingan seluruh organisasi kurang diperhatikan, karena
kepentingan terpusat pada ukuran prestasi divisi; meningkatkan biaya
operasional organisasi, karena cenderung terjadinya kelebihan staff, duplikasi
sumber daya dan peralatan; dan mem persulit alokasi sumber daya dan konsistensi
kebijaksanaan.
4. Rentang
Kendali adalah jumlah bawahan yang melapor kepada atasan. rentang ini merupakan
satu faktor yang mempengaruhi bentuk dan tinggi suatu struktur organisasi.
b. Tiga Dimensi Struktur
Organisasi
1.KOMPLEKSITAS
Kompleksitas
adalah Kompleksitas
merujuk pada tingkatan diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam
organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat
pembagian kerja, jumlah tingkatan di dalam hirarki organisasi serta tingkat
sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis.
3 BENTUK DIFERENSIASI :
Diferensiasi Horisontal, merujuk
pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para
anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan dan tingkat pendidikan dan
pelatihannya. Semakin banyak jenis pekerjaan yang ada dalam organisasi yang
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang istimewa, semakin kompleks pula
organisasi tersebut.
Diferensiasi Vertikal, merujuk pada kedalaman struktur.
Makin banyak tingkatan yang terdapat diantara top management dan tingkat
hirarki yang paling rendah, makin besar pula terjadinya distorsi dalam
komunikasi dan makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai
manajerial, serta makin sukar bagi top manajer untuk mengawasi kegiatan
bawahannya.
Diferensiasi Spasial, merujuk pada tingkat sejauh mana
lokasi kantor, pabrik dan personalia sebuah organisasi tersebar secara
geografis. Diferensiasi dapat dilihat sebagai perluasan dari dimensi horizontal
dan vertical, artinya adalah mungkin untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan
secara geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah dan jarak.
2.FORMALISASI
Formalisasi yaitu sejauhmana
organisasi menyandarkan dirinya pada peraturan dan prosedur untuk
mengatur perilaku dari para pegawainya. Formalisasi merujuk pada tingkat
sejauh mana pekejaan dalam organisasi itu distandarisasikan. Jika sebuah
pekerjaan sangat diformalisasikan maka pemegang pekerjaan itu hanya mempunyai
sedikit kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan, bilamana mengerjakannya
dan bagaimana harus melakukannya.Dengan demikian formalisasi adalah suatu
ukuran tentang standarisasi.Formalisasi
akan diukur dengan menentukan apakah organisasi tersebut mempunyai manual
mengenai kebijakan dan prosedur, menilai jumlah keistimewaan peraturannya,
melihat kembali uraian pekerjaan untuk melihat tingkat kerumitan. Jika kita
berbicara mengenai formalisasi maka kita merujuk pada peraturan tertulis
organisasi.
3.SENTRALISASI VS DESENTRALISASI
Sentralisasi,
merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu
titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya
sentralisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan
sentralisasi yang rendah atau yang disebut Desentralisasi. Dalam Sentralisasi
harus memperhatikan Sentralisasi hanya memperhatikan struktur formal
dan bukan dengan organisasi informal.
Hambatan sentralisasi :
— Hanya memperhatikan
struktur formal.
— Memperhatikan kebebasan
dalam pengambilan keputusan.
— Konsentrasi pada
seseorang, unit atau tingkat.
— Kontrol dari top
manajemen, tetapi keputusan tetap terletak pada anggota tingkat rendah.
Keuntungan desentralisasi :
— setiap
manajer mempunyai keterbatasan terhadap jumlah informasi
— Dapat menanggapi
perubahan dengan cepat.
— Memberi masukan lebih
rinci bagi pengambil keputusan.
— Memotivasi pegawai untuk memberi
kesempatan dlm pengambilan keputusan.
— Memberi peluang
pelatihan bagi manajer tingkat rendah.
Keuntungan sentralisasi :
— Keputusan komprehensif yang
akan diambil.
— Penghematan dan lebih
efektif
2.3 Dimensi Struktur
Tinjauan
mengenai struktur organisasi biasanya cukup memadai dengan menggunakan tiga
parameter yang telah di jelaskan di atas. Sebagian besar telah di bahas pada
bagian dua yaitu kompleksitas, formalitas, dan sentralitas.
- Berbagai Fungsi
Yang Melekat Pada Struktur Organisasi
Pengembangan
struktur organisasi formal bersangkutan juga dengan penyusunan
hubungan-hubungan yang terjadi dalam struktur. Hubungan-hubungan sebagai
fungsi-fungsi struktural yang terjadi secara garis besar dapat diperinci
sebagai berikut :
1. Wewenang. Arti wewenang (Authority)
adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
sesuatu.
2. Kekuasaan. Kekuasaan (Power) sering dicampur
adukan dengan wewenang. Walaupun kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama,
tetapi keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu,
kekuasaan adalah untuk melakukan hal tersebut.
3. Tanggung jawab. Tanggung jawab
(Responsibility) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu. Dalam organisasi,
tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas untuk fungsi
organisasi.
4. Akuntabilitas.
Tidak seperti tanggung jawab, Akuntabilitas (Account-Ability) adalah faktor diluar
individu dan perasaan pribadinya. Bila seseorang manajer menghendaki
pertanggungjawaban untuk suatu kegiatan yang dilakukan bawahan dapat dinyatakan
akuntabilitas terjadi.
5. Komunikasi
dalam Organisasi. Dalam organisasi formal, arus informasi mengalir secara
khusus. Struktur organisasi diharapkan dapat menjadi alat utama bagi komunikasi
formal ini. Komunikasi seperti pemberian perintah, permintaan akan suatu
informasi, dan penerangan tentang keputusan manajemen sering mengalir dari atas
ke bawah melalui tingkatan Organisasi.
6. Hubungan
Lini dan Staff. Masih berhubungan dengan konsep wewenang dikenal apa yang
disebut Hubungan Lini Dan Staff. Keduanya ini merupakan pendekatan yang berbeda
untuk menentukan Deskripsi wewenang dalam Organisasi.
7. Rentang Kendali. Yang dimaksud rentang
kendali atau pengawasan (Span Of Control) adalah beberapa orang jumlah bawahan
yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau atasan. Rentang Kendali sering disebut dengan istilah-istilah span
of supervision, span of authority, span of management dan span of
attention.
8. Sentrailisasi dan
desentralisasi. Bila wewenang didelegasikan atau dilimpahkan meluas dalam suatu
organisasi, desentralisasi wewenang terjadi.
9. Rantai wewenang
scalar. Karena keseluruhan kegiatan organisasi dibagi-bagi dan dikelompokan
atas dasar fungsi, produk, wilayah dan sebagainya, dan karena adanya saling
ketergantungan diantaranya, maka kegiatan-kegiatan tersebut harus
diintegrasikan.
10. Kesatuan perintah. Satu aspek dasar struktur organisasi lainya (implicit
dalam rantai scalar) adalah “satu orang, satu atasan”. Ini berarti bahwa
seseorang bawahan hendaknya hanya menerima instruksi dari sumber tunggal.
Kesatuan perintah terutama dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi.
11. Ukuran, yaitu jumlah anggota
dalam organisasi
12. Komponen administratif, yaitu
presentase total jumlah anggota yang menjalankan tanggung jawab administratif.
13. Spesialisasi, yaitu jumlah
kekhususan yang dilakukan dalam anggota.
14. Standarisasi, yaitu adanya
prosedur prosedur untuk mengatur peristiwa atau aktivitas yang bersifat
berulang atau regular.
15. Formalisasi, yaitu sejauh mana
aturan, prosedur, aturan dilakukan secara tertulis.
16. Sentralisasi, Konsentrasi
wewenang pengambilan keputusan.
17. kompleksitas, jumlah
diferensiasi vertikal, jumlah unit atau departeman.
18. Integrasi, kualitas kerja sama
antara unit unit yang dibutuhkan untuk menyatukan tujuan, atau rencana rencana
dan umpan balik yang digunakan untuk mengkoordinasi unit unit.
19. diferensiasi, jumlah fungsi
fungsi khusus yang di jalankan dalam organisasi, atau perbedaan dalam orientasi
kognitif dan emosional antara pada manager dari departeman yang berbeda.
2.4 Model Desain
Organisasi
Model desain organisasi adalah
mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan
kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara
fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
dalam suatu organisasi. Desain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,
standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputusan
dan besaran satuan kerja.
1. Desain Organisasi Mekanistik.
- Proses kepemimpinan tidak
mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
- Proses motivasi hanya menyadap
motif fisik, rasa aman dan ekonomi melalui perasaan takut dan sanksi.
- Proses komunikasi berlangsung
sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung
terganggu tidak akurat.
- Proses interaksi bersifat
tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan
metode departemental.
- Proses pengambilan keputusan
hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
- Proses penyusun tujuan
dilakukan di tingkat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi
kelompok.
- Proses kendali dipusatkan dan
menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain Organisasi Orgranik.
- Proses kepemimpinan mencakup
persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam
segala persoalan.
- Proses motivasi berusaha
menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
- Proses komunikasi berlangsung
sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh
orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
- Proses interaksi bersifat
terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi
tujuan dan metode partemental.
- Proses pengambilan keputusan
dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
- Proses penyusunan tujuan
mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang
tinggi dan realistis.
- Proses kendali menyeber ke
seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN
ORGANISASI
A. PENGERTIAN PERUBAHAN DAN
PENGEMBANGAN ORGANISASI
PENGERTIAN PERUBAHAN ORGANISASI
Pengertian Perubahan Organisasi
adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan,yang selama ini
berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota
organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini
ada dan telah berlaku dalam organisasi.
Pengertian Pengembangan Organisasi adalah suatu pendekatan sistematik, terpadu
dan terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan
masalah-masalah (seperti kutrangnya kerja sama/koperasi, desentralisasi yang
berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) yang merintangi
efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Pengembangan organisasi merupakan
proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang
optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Pengembangan
Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas
keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan
perkembangan dengan tujuan keorganisasian.
B. LANGKAH-LANGKAH PERUBAHAN
ORGANISASI
Langkah langkah dalam mewujudkan
perubahan organisasi, Langkah tersebut terdiri dari :
1. Mengadakan
Pengkajian : Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat
menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di
luar organisasi. Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup
berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya
dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap organisasi, baik
dampak yang bersifat negatif maupun positif. Dampak bersifat negatif apabila
perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan dan kemajuan
organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan itu dapat memperlancar
kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam bentuk kesempatan-kesempatan
baru yang tidak tersedia sebelumnya.
2. Mengadakan
Identifikasi : Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang
terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan
organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan
dapat dipecahkan dengan tepat.
3. Menetapkan
Perubahan : Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi
harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam
rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan
eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
4. Menentukan
Strategi : Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus
dilakukan maka pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk
mewujudkannya.
5. Melakukan
Evaluasi : Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif
atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan
harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya
berarti negatif.
6. Mengadakan
perubahan struktur organisasi.
7. Mengubah sikap
dan perilaku pegawai.
8. Mengubah tata
aliran kerja.
9. Mengubah
peralatan kerja.
10. Mengubah
prosedur kerja.
11. Mengadakan
perubahan dalam hubungan kerja antar-personal.
C. PERENCANAAN STRATEGI
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Semua kegiatan perencanaan pada
dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan
organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan
menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.
Tahap 2 : merumuskan keadaan saat ini
Pemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau
sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat
penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya
setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan
informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat melaluikomunikasi
dalam organisasi.
Tahap 3 : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Segala kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu
diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.
Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern
yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan
masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan
serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari
proses perencanaan.
Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaiantujuan
Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai
alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif
tersebut danpemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai
alternatif yang ada.
D. IMPLIKASI MANAJERIAL
Pada bagian ini peneliti menyajian
bergagai implikasi kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang
dihasilkan dalam penelitian ini. Implikasi manajerial memberikan kontribusi
praksis bagi manajemen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur
Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi
yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan. Desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai
proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan,
proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau
tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur
organisasi.
4 keputusan
manajerial sebagai pembentuk struktur organisasi meliputi :Pembagian
kerja, Pendelegasian kewenangan (delegation of authority), Pembagian
Departemen, Rentang Kendali. Tiga Dimensi Struktur Organisasi: kompleksitas,
formalisasi, sentralisasi vs desentralisasi. Hambatan
sentralisasi : Hanya memperhatikan struktur formal, memperhatikan
kebebasan dalam pengambilan keputusan, konsentrasi pada seseorang, unit atau
tingkat, kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan tetap terletak pada
anggota tingkat rendah.
Keuntungan
desentralisasi :setiap manajer mempunyai keterbatasan terhadap jumlah
informasi , dapat menanggapi perubahan dengan cepat, memberi masukan lebih
rinci bagi pengambil keputusan, memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan dlm
pengambilan keputusan, memberi peluang pelatihan bagi
manajer tingkat rendah. Keuntungan sentralisasi : Keputusan
komprehensif yang akan diambil, penghematan dan lebih efektif .
DAFTAR PUSTAKA
Nama : Fajar
Ramadhan
Kelas : 2KA33
NPM : 13113163
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengambilan keputusan dalam organisasi. Proses dan teknik
pembuatan keputusan yang benar akan mengarahkan organisasi pada jalur yang tepat
dalam mencapai tujuannya. Oleh karenanya pembuatan keputusan juga harus
memperhatikan dimensi hubungan manusiawi. Pembuatan keputusan berhubungan
dengan masalah. Suatu masalah muncul karena keadaan sebenarnya berbeda dengan
yang diharapkan. Dalam banyak hal, masalah mungkin adalah peluang yang
tersembunyi. Proses penemuan masalah sering kali informal dan intuitif.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah agar setiap pemimpin dalam
organisasi bahkan setiap orang dapat mengetahui bagaimana cara mengambil
keputusan yang baik dan tidak berselisih paham dengan pihak lain atau tidak
merugikan pihak lain.
1.3 Ruang Lingkup
Dalam tulisan ini akan membahas tentang apa itu pengambilan
keputusan dalam organisasi, jenis-jenis keputusan organisasi, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Disini juga akan di jelaskan sedikit
tentang teori pengambilan keputusan, serta keuntungan dan kerugian pengambilan
keputusan dalam kelompok.
BAB 2
ISI
2.1. Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam organisasi
merupakan proses pemilihan antara berbagai alternative (Shull, Delbecq, &
Cummings, 1970). Pengambilan keputusan merupakan hasil proses komunikasi dan
partisipasi yang terus-menerus dari organisasi secara keseluruhan (melibatkan
sebanyak-banyaknya pihak yang terkait). Pada dasarnya bentuk pemilihan dari
berbagai alternatif yang dipilih dimana prosesnya melalui mekanisme tertentu
(dengan harapan mendapatkan hasil yang terbaik bagi organisasi). Menurut Ralp
C. Davis, Mary Follet, dan James A.F. Stoner, pengambilan keputusan adalah
hasil pemecahan masalah yang didasari atas logika dan pertimbangan, penetapan
alternatif terbaik, dan harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan.
2.2. Jenis-jenis pengambilan keputusan
Ø Berdasarkan program dan regularitas :
1. Pengambilan keputusan
terprogram atau terstruktur
Yaitu pengambilan keputusan yang sifatnya rutinitas,
berulang-ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan.
Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan
masalah terstruktur melalui :
a. Prosedur
: yaitu srangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus diikuti
oleh pengambil keputusan
b. Aturan
: yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dilakukan oleh pengambil keputusan
c. Kebijakan
: yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan
2. Pengambilan keputusan tidak
terprogram (tidak terstruktur)
Adalah pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya
unik sehingga memerlukan pemecahan khusus.
Ø Berdasarkan tingkat kepentingannya
Pada umumnya suatu organisasi memiliki hierarki manajemen.
Secara klasik hierarki ini terdapat tiga tingkatan, yaitu :
1. Manajemen puncak yang
berkaitan dengan masalah perencanaan yang bersifat strategis (strategic
planning). Pada manajemen puncak keputusan yang diambil adalah keputusan
strategis.
2. Manajemen menengah, yaitu
menangani permasalahan kontrol/pengawasan yang sifat pekerjaannya lebih banyak
pada masalah administrasi. Pada manajemen menengah ini keputusan yang diambil
adalah keputusan administrasi/taktis. Keputusan ini adalah keputusan yang
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya.
3. Manajemen operasional, yaitu
berkaitan dengan kegiatan operasional (kegiatan operasi harian). Keputusan yang
diambil pada manajemen operasional disebut keputusan operasional.
Ø Berdasarkan tipe persoalan :
1. Keputusan internal jangka
pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan kegiatan rutin/operasional,
seperti pembelian bahan baku, penentuan jadwal produksi.
2. Keputusan internal jangka panjang,
yaitu keputusan yang berkaitan dengan permasalahan organisasional, seperti
perombakan struktur organisasi, perubahan departemen.
3. Keputusan eksternal jangka pendek,
yaitu keputusan yang berkaitan dengan semua persoalan yang berdampak dengan
lingkungan dalam rentang waktu yang relatif pendek, seperti mencari subkontrak
untuk suatu permintaan khusus.
4. Keputusan eksternal jangka
panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan semua persoalan dengan linkungan
dengan waktu yang relatif panjang, seperti merger dengan perusahaan lain dan
ini bersifat strategis.
Ø Berdasarkan lingkungannya :
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi
pasti, yaitu pengambilan keputusan dimana berlangsung:
a. Alternatif
yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti
hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti.
b. Keputusan
yang diambil didukung oleh informasi/data yang lengkap, sehingga dapat
diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yang dilakukan.
c. Dalam
kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi
dimasa yang akan datang.
d. Biasanya
selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena
kejadian tertentu dimasa yang akan datang dijamin terjadi.
e. Pengambilan
keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yang bersifat
deterministik.
f. Teknik
penyelesainannya/pemecahannya biasanya menggunakan antara lain : teknik program
linier, model transportasi, model penugasan, model inventori, model
antrian, model network.
2. Pengambilan keputusan dalam
kondisi resiko, adalah pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal :
a. Alternatif
yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
b. Pengambilan
keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.
c. Diasumsikan
bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap
berbagai tindakan dan hasil.
d. Resiko
terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti,
walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
e. Pada
kondisi ini ada informasi/data yang akan mendukung dalam membuat keputusan,
berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan.
f. Teknik
pemecahannya menggunakan konsep probabilitas, seperti model keputusan
probabilistik, model inventori probabilistik, model antrian probabilisti.
3. Pengambilan keputusan dalam
kondisi tidak pasti, yaitu pengambilan keputusan dimana :
a. Tidak
diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta
kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tersebut.
b. Pengambilan
keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau
hasil yang keluar.
c. Pengambilan
keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap mengenai peluang
terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut.
d. Hal
yang diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.
e. Tingkat
ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan cara :
- Mencari
informasi lebih banyak
- Melalui
riset atau penelitian
- Penggunaan
probabilitas subjektif
f. Teknik pemecahannya adalah
menggunaka beberapa metode /kriteria, yaitu metode maximin, metode maximax,
metode Laplace, metode minimax regret, metode relaisme dan dibantu dengan tabel
hasil (pay off tabel).
4. Pengambilan keputusan dalam
kondisi konflik adalah pengambilan keputusan dimana :
a. Kepentingan
dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam situasi
persaingan.
b. Pengambil
keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya yang rasional,
tanggap dan bertujuan untuk memenangkan persaingan tersebut.
c. Pengambil
keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu permainan.
d. Teknik
pemecahannya adalah menggunakan teori permainan.
2.3. Proses Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Cara lain untuk memahami tindak komunikasi dalam organisasi
adalah dengan melihat bagaimana suatu organisasi menggunakan metode tertentu
untuk mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi. Dalam dataran
teoritis, kita mengenal empat metode pengambilan keputusan, yaitu kewenangan tanpa
diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion),
kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan
(consensus).
a. Kewenangan Tanpa Diskusi
Metode pengambilan keputusan ini sering kali digunakan oleh
para pemimpin otokratik
atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu
cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna
dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan
persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan
persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini
terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan, seperti munculnya
ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan
pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih
bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota
kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
b. Pendapat Ahli
Seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi
predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan
kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan
bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli dan
memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh
anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli
tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan
indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang
berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik;
untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak
setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam
kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan :
1. Posisi atau kedudukan
seseorang
a. Letak posisi
b. Tingkatan posisi
2. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadipenghalang untuk
mencapai tujuan, yang merupakan penyimpangan dari apa yang diharapkan,
direncanakan atau dikehendakidan harus diselesaikan. Masalah tidak selalu dapat
dikenal dengan segera, ada yang memerlukan analisis, ada pula yang bahkan
memrlukan riset tersendiri.
Masalah dibagi menjadi 2 jenis :
a. Masalah terstruktur
b. Masalah tidak terstruktur
Pembagian masalah yang lain :
a. Masalah rutin
b. Masalah insidentil
3. Situasi
Keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama
lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta
apa yang hendak kita perbuat.
Faktor-faktor tersebut dibedakan :
a. Faktor-faktor yang konstan
b. Faktor-faktor yang tidak konstan
4. Kondisi
Keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama
menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar
faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya(resourches).
5. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan
unit(kesatuan), tujuan organisasi maupun tujuan usaha, pada umumnya telah
tertentu/telah ditentukan. Tujuan yang telah ditentukan dalam pengambilan
keputusan merupakan tujuan antara atau objective.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan adalah :
1. Keadaan internal organisasi
a. Dana yang tersedia
b. Keadaan sumber daya manusia
c. Kemampuan karyawan
d. Kelengkapan dari peralatan
organisasi
e. Struktur organisasi
2. Keadaan eksternal organisasi,
meliputi :
a. Keadaan ekonomi
b. Keadaan sosial
c. Keadaan politik
d. Keadaan hukum
e. Keadaan budaya, dsb
3. Tersedianya informasi yang
diperlukan
4. Kepribadian dan kecakapan
pengambil keputusan, meliputi penilaiannya, kebutuhannya, intelegensinya,
keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya.
2.5. Teori pengambilan keputusan
Terdapat 4 paradigma dalam teori pengambilan keputusan,
yaitu model rasional, model organisasional, model politik dan power, dan model
garbage can.
a. Model rasional
Dalam model yang paling basic dalam pengambilan keputusan
model rational, dimana dalam perspektif ini diasumsikan bahwa setiap individu
memiliki kesamaan perilaku terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dalam riset,
perspektif ini digunakan oleh March dan Simon(1958) dan Allison(1971) dalam
membuat rational action.
b. Model organisasional
Model ini merupakan pengembangan dari model rasional dimana
dalam pengambilan keputusan, kognitif dari faktor pengambilan keputusan adalah
terbatas, dan aspek-aspek organisasi lah yang menutupi keterbatasan ‘kognitif
dan membentuk’ kognitif actor pengambil keputusan. Aspek-aspek itu bisa standar
operation procedure (Allison,1971), rutinitas dalam organisasi tidak seperti
model rasional, dimana tahapan pengambilan keputusan adalah sequential, dalam
proses perspektif ini proses pengambilan keputusan tidaklah sequential
(Mintzaberg et al., 1976). Dan linieritas dari proses pengambilan keputusan
adalah kontekstual (Nutt, 1984).
c. Model politik dan kekuasaan
Akar dari perspektif politik dalam pengambilan keputusan
adalah lmu politik. Perspektif ini melihat bahwa para pengambil keputusan
memiliki tujuan yang berbeda-beda, mereka bekerja sama melalui proses koalisi
dan preferensi dari actor yang memiliki pengaruh yang paling besar yang akan
menang. Awalnya perspektif ini digunakan untuk menjelaskan proses pengambilan
keputusan di lembaga legislative, dimana para faktor saling beradu argument dan
interes, pembentukan koalisi dan pemenang (Eisenhardt & Zbaract, 1992).
d. Model garbage can
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Cohen, Marc dan
Olsen (1972), bahwa keputusan dalam suatu organisasi terjadi dengan tidak
sengaja atau kebetulan. Teori ini merupakan reaksi dari model rasional dan
model politik, yang menurut mereka memiliki banyak kelemahan terutama dalam
memahami proses pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks, tidak stabil
dan dalam dunia yang ambiguous.
2.6. Keuntungan dan kelemahan pengambilan keputusan dalam
kelompok
1.
Keuntungan
- Kelompok menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih
lengkap, dengan cara mengumpulkan data dan informasi melalui sejumlah individu
sebagai bahan masukan dalam proses pengambilan keputusan.
- Peningkatan keanekaragaman pandangan, dalam rangka membuka
peluang untuk lebih banyak pendekatan dan alternative yang perlu
dipertimbangkan. Hal ini dibuktikan bahwa sebuah kelompok hampir selalu akan
berkinerja baik daripada bekerja individu.
- Menghasilkan keputusan bermutu yang lebih tinggi.
- Peluang penerimaan pemecahan masalah berdasarkan keputusan
kelompok jauh lebih efektif daripada pengambilan keputusan secara individu.
2. Kelemahan
- Proses pengambilan keputusan menyita waktu yang panjang.
- Ada peluang dan kecenderungan tekanan konformitas dalam
kelompok.
- Hasrat dari anggota-anggota kelompok untuk diterima dan
dianggap sebagai suatu asset bagi kelompok itu dapat mengakibatkan
dihentikannya setiap ketidaksepakatan yang muncul.
- Keputusan kelompok dapat didominasi oleh satu atau
beberapa orang. Jika koalisi dominan ini terdiri atas anggota dengan kemampuan
rendah atau sedang, maka kefektifan seluruh kelompok akan menderita.
BAB 3
KESIMPULAN
Pengambilan keputusan dalam organisasi sangatlah penting
supaya setiap masalah yang datang dapat segera diatasi dan tidak menghambat
tujuan dari organisasi itu sendiri.
Refrensi :
1. M. Steers
Richard, Efektivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta, 1985
2. Imam Wahjono Sentot, Perilaku
Organisasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010
3. Ir. Indrawani
Sinoem, Dasar-dasar Pengambilan Keputusan,
www.mdp.ac.id, 30 April 2013 : 15.10
5.
https://thekicker96.wordpress.com/proses-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi/